My Buku Kuning Center : HUDAIBIYYAH DAN FATHU MAKKAH :

DROP MENU

Sabtu, September 18, 2021

HUDAIBIYYAH DAN FATHU MAKKAH :

*Mukjizat Dimensi Geografi AlQuran (08)

Perjanjian Damai Hudaibiyyah

By: Med Hatta 

"Hudaibiyyah adalah sebuah daerah yang terletak pada kilomete 22 arah Barat dari Makkah menuju Jeddah. Orang Arab - sekarang - menyebutnya sebagai Asy-Syumaisi, nama seorang yang pernah tinggal dan membuat sebuah sumur di sana, sehingga sumurnya disebut Asy-Syumasi, dan - lambat lain - menjadi nama populer untuk tempat itu. Wilayah Hudaibiyyah - saat ini - ditandai dengan dibangunnya sebuah monumen berbentuk rehal dan AlQuran raksasa di pintu masuknya, sebagai pertanda batas peziarah non-Muslim. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa ditempat itu - dahulu - pernah terjadi peristiwa penting dalam sejarah dakwah Islam; di Hudaibiyyah itulah nabi Muhammad SAW pernah membaiat umat Islam untuk berjuang mempertahankan agama Islam sampai titik darah yang terakhir, disebut "Baiat Ar-Ridwan. Karenanya, di tempat itu dibangun pula sebuah masjid megah disebut Masjid Ar-Ridwan. Dan, Hudaibiyyah lebih dikenal (lagi) karena merupakan tempat penandatanganan perjanjian damai antara nabi Muhammad SAW dengan pihak kaum Musyrik Makkah, dicatat dalam sejarah sebagai "Perjanjian Hudaibiyyah" pada Bulan ZulQa'dah 6 H/ Maret 628 M, yang memaksa kaum Quraisy Makkah mengakui kedaulatan negara Islam Madinah, di bawah pimpinan nabi Muhammad SAW. Serta dari perjanjian itu menjadi kunci sukses "FATHU MAKKAH"... Ayat kajian kita - sekarang - membahas tentang kisah Perjanjian Hudaibiyyah...!"

*Baca: Versi Seluler

Allah berfirman :

وَهُوَ ٱلَّذِى كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُم بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنۢ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا

Terjemah Arti: "Dan Dialah yang mencegah tangan mereka, dari (membinasakan) kamu dan (mencegah) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah Makkah (Hudaibiyyah), setelah Allah memenangkan kamu atas mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Fath: 24).

Sepakat para ulama ahli tafsir - sebagaimana diuraikan oleh Syeikh Sayyid Muhammad Tantawi (Al-Wasith) - bahwa yang dimaksud ayat kajian: "ditengah Makkah" adalah (daerah) Hudaibiyyah, karena faktor kedekatan daerah itu dengan kota Makkah. Jadi, makna ayat adalah: Allah telah menjaga tangan orang-orang musyrik Makkah dari menyerang kamu (Muhammad), dan Dia pula yang menjaga tangan kamu dari menyerang mereka, meskipun Allah telah memenangkan kamu atas mereka di perang Khandak. Hal itu demi menghindarkan terjadinya peperangan di sekitar tanah haram. 

Peristiwa Hudaibiyyah - sejatinya - bermula dari mimpi Rasulullah SAW melihat dirinya dan sahabat-sahabat mulia memasuki kota Makkah, mereka melakukan tawaf disekeliling Ka'bah dalam keadaan damai dan mereka semua mencukur dan memendekkan rambutnya. Di mana diketahui bahwa nabi Muhammad SAW tidak-lah melihat mimpi kecuali akan menjadi kenyataan. Dan, mimpi nabi tersebut dikisahkan - kemudian - dalam AlQuran. Allah berfirman : 

لَّقَدْ صَدَقَ ٱللَّهُ رَسُولَهُ ٱلرُّءْيَا بِٱلْحَقِّ ۖ لَتَدْخُلُنَّ ٱلْمَسْجِدَ ٱلْحَرَامَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ ۖ

Terjemah Arti: "Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggunduli rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut." (QS. Al-Fath: 27).

Maka dengan mimpi Rasulullah SAW tersebut, meskipun belum ada perintah langsung dari Allah, tapi Rasulullah SAW ingin mendemonstrasikan kekuatan umat Islam dihadapan kaum kafir Makkah agar mereka gentar. Maka pada bulan ZulHijjah 6 H/ Maret 628 M., Rasulullah SAW bersama 1400 sahabat dari kaum Muhajirin dan Anshar berangkat dari Madinah ke Makkah dalam keadaan ber-Ihram, dan hanya berbekal senjata alakadarnya sebagai keperluan perjalanan (saja), karena Rasulullah SAW - memang tidak ingin memerangi mereka, hanya ingin berziarah ke tanah haram saja. 

Seperti apa yang telah diduga oleh Rasulullah SAW dan para sahabat bahwa mereka tidak akan mulus mememasuki kota Makkah begitu saja, karena kaum kafir Makkah dalam keadaan sangat sensi dan benci sekali terhadap Islam, terutama setelah kekalahan terakhir mereka di perang Khandak. Maka pasti mereka akan menghalangi umat Islam memasuki Makkah saat itu. Dan, betul saja, baru saja rombongan tiba di Hudaibiyyah (gerbang Makkah), mereka sudah mendapatkan laporan bahwa kaum kafir sedang bersiaga berperang mati-matian jika Muhammad masuk ke Makkah. 

Karenanya, nabi mengutus Utsman bin Affan untuk menemui tokoh-tokoh kafir di Makkah dan memberitahukan kepada mereka bahwa Muhammad tidak datang untuk memerangi mereka, melainkan hanya ingin menziarahi Ka'bah saja. Tetapi kaum kafir tetap saja menolok mereka masuk ke Makkah meskipun hanya untuk ziarah, bahkan mereka menahan Utsman bin Affan sebagai sanderaan mereka. 

Rasulullah SAW mengetahui Ustman bin Affan ditawan oleh kaum kafir Makkah, apalagi beredar desas-desus bahwa Utsman bin Affan telah dibunuh oleh mereka, maka nabi Muhammad SAW marah dan membaiat orang-orang Islam untuk berjuang membela agama Allah sampai titik darah penghabisan, bait itu dilakukan dibawah sebuah pohon, dan terkenal sabagai "Baiat Ar-Ridwan". 

Lalu, ketika kaum kafir mengirim 80 orang tentara untuk menyerang umat Islam di Hudaibiyyah, maka dengan mudah serangan mereka dipatahkan oleh umat Islam dan menjadikan mereka semua sebagai tawanan, nabi sengaja tidak mebunuh mereka sebagai komitmennya bahwa mereka datang tidak untuk berperang, kecuali kepala pasukan kafir dilepaskan lari untuk pergi melaporkan keadaan pasukannya. 

Suhael bin 'Amar melaporkan kepada pembesar kaum kafir Makkah mengatakan: "Demi lata dan 'uzza, aku sudah sering dikirim menjadi utusan ke berbagai negara besar seperti kesra, Mesir, Rumawi dan Habasyah, tapi aku tidak melihat tentara mereka lebih kuat dan lebih solid dari tentara Muhammad." Maka semakin gentar kaum kafir Makkah terhadap umat Islam. Karenanya, mereka memilih menempuh jalur diplomasi. 

Kaum kafir membebaskan Utsman bin Affan sebagai tawanan mereka, dan mengutus Suhael bin 'Amr untuk mengadakan perundingan dengan nabi Muhammad, hasil perundingan tersebut dikenal sebagai "Perjanjian Damai Hudaibiyyah". Dan di antara isi perjanjian itu adalah: Kesepakatan kedua belah pihak untuk gencatan senjata selama 10 tahun, tidak saling menyerang selama jangka waktu 10 tahun itu, dan umat Islam ditunda masuk ke Makkah tahun ini, tapi dibebaskan masuk Makkah tahun berikutnya. 

Sebenarnya, isi perjanjian Hudaibiyyah itu tidak disetujui oleh banyak umat Islam, kerena menganggap itu merugikan umat Islam sendiri, terutama poin penundaan memasuki kota Makkah tahun itu. Maka Umar bin Khattab datang protes kepada nabi mengatakan: Wahai Rasulullah, engkau adalah nabi Allah, engkau dalam kebenaran, mereka itu kaum sesat, dan kalau kita harus berperang, mereka tidak mengalahkan kita, tapi mengapa kita harus mundur...? 

Nabi menjelaskan, bersabda: "Aku adalah Rasulullah, aku memutuskan sesuatu kecuali diridhai oleh Allah..." Tapi, nampaknya penjelasan nabi tidak bisa meredakan kekecewaan para sahabat, kecuali hanya Abu Bakar bin Shiddiq saja yang selalu membantu Rasulullah SAW untuk menenangkan kekecewaan para sahabat-sahabat mulia itu. Dan, akhirnya mereka pulang kembali ke Madinah dengan perasaan sedih dan kecewa.

Namun, dalam saat-saat seperti itu, ada saja cara Allah untuk menghibur rasul terkasih-Nya, di tengah perjalanan pulang ke Madinah, Allah menurunkan surah Al-Fath. Allah berfirman : 

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا ..... (الخ)

Terjemah Arti: "Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata," (QS. Al-Fath: 1 dst); 

Surah Al-Fath seluruhnya berbicara tentang kemenangan umat Islam dan menjanjikan pertolongan bahwa mereka akan segera membebaskan kota Makkah (FATHU MAKKAH). Maka setelah para sahabat mendengarkan kabar gembira dari Allah tersebut, mereka langsung berbalik dari sedih menjadi senang, gembira, bertakbir.... Allahu Akbar... Allahu Akbar... Kemenangan... Kemenangan... Allahu Akbar... Dan, mereka sambil mengambil posisi sujud syukur massal.... Allahu Akbar...!!! 

Karenanya, para pakar sejarah dan strategi mencatat peristiwa perjanjian damai Hudaibiyyah tersebut sebagai "Strategi mundur dalam posisi menang, untuk meraih kemenangan yang lebih besar dan nyata". Terbukti kemudian, bahwa di antara keuntungan yang yang dicapai Rasulullah SAW dari perjanjian Hudaibiyyah itu adalah; Kafir Makkah terpaksa harus mengakui kedaulatan negara Islam Madinah, dengan bersedianya bertandatangan bersama sebagai dua pemerintahan yang setara. 

Kemudian, dengan adanya perjanjian damai itu, nabi tidak lagi direpotkan oleh pasukan kafir Makkah, sebaliknya nabi lebih banyak berkonsentrasi mengirim surat-surat diplomatik kepada kerajaan-kerajaan besar dunia lainnya, dan mengajaknya masuk Islam. Dan, belum genap 2 tahun dari usia penandatangan perjanjian Hudaibiyyah, kafir Makkah sudah melanggarnya, yaitu salah satu pihak dari sekutu kafir Makkah (Bani Bakar) menyerang salah satu pihak dari sekutu negara Islam Madinah (Al-Khazraj), dan menewaskan 23 orang dari kaum Al-Khazraj). 

Akibat peristiwa serangan tersebut, Rasulullah SAW marah besar, dan bersumpah akan menyerang kaum kafir Makkah dengan sekeras-kerasnya. Dan pihak kafir Makkah sangat ketakutan dengan ancaman di Muhammad SAW tersebut; mereka melakukan berbagai lobi-lobi politik kepada pihak-pihak Islam Madinah agar tidak menyerang mereka, tapi semuanya gagal. 

Adalah Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah (sepupu kandung nabi), ia sebelum memeluk Islam, dikenal sebagai pemimpin kafir Quraisy dan sangat menantang nabi, ketika terjadi pelanggaran perjanjian Hudaibiyyah, ia melakukan perjalanan ke Madinah untuk berusaha melobi orang-orang terdekat dengan nabi agar membujuk nabi supaya mengembalikan perjanjian seperti semuala, tidak menyerang Makkah.

Pertama-tama Abu Sufyan mendekati Utsman bin Affan, lalu Umar bin Khattab dan Abu Bakar bin Shiddik, semuanya tidak ada yang merespon permohonannya. Dan terakhir, Abu Sufyan datang membujuk Fatimah putri nabi, mengatakan: Wahai Fatimah,,, kamu itu seperti anak kandungku sendiri,,, kamu adalah orang yang paling disayangi Muhammad, maka tolonglah kamu membujuk ayahmu agar tidak menyerang kami di Makkah, plz! Kata Fatimah: Maaf, paman! Aku ini hanya-lah anak perempuan kecil,,, aku tidak tau urusan orang laki-laki...!

Pada tahun 630 H., nabi Muhammad SAW membawa 10.000 pasukan Islam dari Madinah menuju ke Makkah untuk menyerang orang-orang kafir Makkah, dan atau mereka menyerah tanpa syarat. Setibanya di Makkah, mereka menemukan kota Makkah kosong dari penghuninya, para kaum kafir sudah menyingkir duluan meninggalkan rumah-rumah mereka pergi bersembunyi ke gunung-gunung, karena takut nabi Muhammad membalas atas kejahatan-kejahatan mereka terhadapnya selama ini. 

Maka peraktis nabi Muhammad SAW dan pasukan Islam dapat membebaskan kota Makkah (FATHU MAKKAH) dengan sangat muda tanpa ada perlawanan dari kaum kafir sedikit pun. Selanjutnya, orang-orang kafir Makkah (laki-laki dan perempuan) datang berbondong-bondong menyerahkan diri untuk dihukum dihadapan nabi Muhammad SAW, tetapi - berbeda apa yang mereka pikirkan - bahkan nabi Muhammad memaafkan mereka, dan tidak menghukumnya, apalagi menuntut balas dendam pada mereka. 

Maka dari sejak itulah orang-orang Makkah berbondong-bondong menyatakan diri memeluk agama Islam, termasuk Abu Sufyan bin Harb bin Muawiyah dan anaknya Muawiyah bin Abi Sufyan serta seluruh keluarganya yang lain. Setelah datang pertolongan Allah dengan Fathu Makkah, dan Allah menyempurnakan kebahagian rasul terkasih-Nya, Muhammad SAW, dengan mempersaksikan banyaknya penduduk Makkah berbondong-bondong masuk Islam. Subhanallah! Karenanya, Allah berfirman (atas peristiwa sejarah itu) :

إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ؛ وَرَأَيْتَ ٱلنَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفْوَاجًا؛ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا 

Terjemah Arti: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Tobat." (QS. An-Nashr: 1-3). 

Wallahul Musta'an !


Kajian Berhubungan : 

Tidak ada komentar:

歓迎 | Bienvenue | 환영 | Welcome | أهلا وسهلا | добро пожаловать | Bonvenon | 歡迎

{} Thanks For Visiting {}
{} شكرا للزيارة {}
{} Trims Tamu Budiman {}


MyBukuKuning Global Group


KLIK GAMBAR!
Super-Bee
Pop up my Cbox
Optimize for higher ranking FREE – DIY Meta Tags! Brought to you by ineedhits!
Website Traffic