*Mukjizat Dimensi Geografi AlQuran (02) :
Makkah Ummul Quraa
By: Med Hatta
* Baca; Versi Seluler
Allah berfirman :
وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ مُبَارَكٌ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا ۚ وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْءَاخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ ۖ وَهُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
Terjemah Arti: "Dan ini (AlQuran), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Quraa (Makkah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman kepadanya (AlQuran), dan mereka selalu memelihara salatnya." (QS. Al-An'am: 92).
Ummu Quraa (ibu benua-benua) atau dikenal dalam GeoScience modern sebagai Pangea (Superbenua); Yaitu, bahwa daratan bumi seluruhnya mulai terbentang dari bawah dasar Ka’bah di Makkah. Hal ini sesuai apa yang diungkapkan oleh hasil riset terbaru dari Geoscience modern, mengungkapkan bahwasanya planet bumi yang kita huni ini, tersingkap setelah melawati suatu fase dalam sejarahnya yang sangat panjang tenggelam di dalam air secara keseluruhan, tidak ada daratan seluruhnya, atau tidak tampak daratan secuil pun.
Kemudian Allah SWT menarik dasar samudera yang sangat dalam ini dengan sebuah revolusi vulkanik luar biasa yang telah menyingkap permukaan di atas dasar laut pertama sehingga membentuk pegunungan di tengah-tengahnya mirip apa yang dikenal sekarang dengan pegunungan di tengah laut, rantai batuan vulkanik dan batuan sedimen yang bercampur, yang sambung menyambung sepanjang samudera yang ada sekarang.
Selanjutnya dikembangkan oleh aktivitas gunung berapi di dasar laut terus-menerus, pada skala interval kegiatan dan kelesuan dalam rangka menunjukkan beberapa puncak di atas permukaan air di lautan menjadi sejumlah pulau vulkanik, seperti: Kepulauan Hawaii, Jepang, Filipina, Indonesia dan lainnya.
Pegunungan yang terbentuk di atas dasar laut pertama, yang telah menenggelamkan bumi, perlahan telah tumbuh dengan aktivitas vulkanik terus menerus, maka munculah permukaan daratan pertama di atas permukaan air, yaitu bumi daratan Makkah, lalu Allah SWT memerintahkan malaikat untuk membangun Ka'bah pada sepenggal pertama bumi tersebut. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda: "Ka'bah pada awalnya adalah berada di dasar laut lalu tersingkap dari padanya bumi." (Lihat: al-Harawi, Zamakhsyari).
Sebagaimana sabda rasulullah SAW yang lain: "Bumi bermula tersingkap dari Makkah maka Allah SWT membentangkan daratan dari bawahnya, maka disebut "Ummul Quraa" (Ibu Pemukiman)." (Lihat: Musnad Imam Ahmad). Dan masih banyak lagi hadits-hadits nabi yang senada tidak bisa disebutkan semuanya di sini.
Rentetan letusan gunung berapi di atas dasar laut pertama telah mulai menyingkap permukaan daratan secara perlahan, sehingga terbentuk pulau-pulau vulkanik, lalu pulau-pulau itu saling berdempet satu sama lain, dan membentuk suatu blok daratan yang dikenal sebagai ibu benua atau ibu benua-benua (Pangaea), kemudian – atas kehendak Allah – benua-benua itu terbelah-belah menjadi lempengan bumi, yang dikenal sekarang sebagai tujuh benua.
Pada awalnya lempengan-lempengan bumi itu saling berdekatan satu sama lain, kemudian terjadi berbagai faktor alam termasuk erosi, abrasi dan lain-lain, yang menyebabkan benua-benua tersebut terpisah semakin jauh seperti sekarang ini. Dan ketujuh benua bumi yang ada sekarang masih saja bergeser terus menerus, tetapi gerakannya sangat pelan sehingga tidak dapat dirasakan manusia, meskipun dapat dideteksi melalui alat pengukuran atau pendeteksiaan yang canggih.
Karenanya, sebagai Ummul Quraa (Pangea), kota Makkah berada pada posisi pertengahan daratan bumi; Dalam sebuah studi untuk menentukan arah kiblat dari kota-kota besar di dunia, (Alm) Prof. DR. Hussain Kamaluddin mencatat zona kota Makkah berada pada pusat lingkaran yang terbentang disekelilingnya ketujuh benua yang ada sekarang, lalu berkesimpulan bahwa kota Makkah merupakan titik pelebaran seluruh daratan bumi secara berkala dan teratur, artinya kota Makkah adalah central bumi.
Lebih lanjut studi ini menjelaskan, bahwasanya pada setiap kondisi daratan (mulai dari satu blok daratan; terus terpecah-pecah menjadi lempengan 7 benua; ketika benua-benua itu masih berdekatan; sampai kepada berjauhan sampai sekarang; dan masih akan bergerak terus), namun kota Makkah akan tetap berada pada titik centralnya (di tengah-tengah). Hal ini menegaskan bahwa daratan bumi ini telah tersingkap dari bawah kota Makkah, sebagaimana telah di jelaskan di atas dan keterangan dari hadits-hadits nabi yang telah disebutkan. Dan keterangan ini akan lebih jelas lagi dengan firman Allah:
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا
Terjemah Arti: "Dan ini (AlQuran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi, membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya."
- Adanya kota Makkah al-Mukaramah menjadi titik central pelebaran seluruh daratan bumi secara berkala dan teratur, seperti keterangan dari studi yang dilakukan oleh (Alm) Prof. DR. Hussain Kamaluddin, seperti telah dijelaskan di atas. (Lihat: Majalah Riset Islam, Ed. I, Jilid I, Terbit: Riyadh, Tahun: 1395 H/ 1975 M).
- Tidak ditemukan (minim) adanya penyimpangan magnetik pada bujur Makkah (39,817 timur).
- Adanya sisi-sisi (pojok) bangunan Ka’bah menunjuk kepada keempat arah mata angin secara tepat.
- Secara menakjubkan mata air "Zam-zam* terpencar dari tengah batuan metamorf yang sangat keras, dan mengalir terus menerus sampai sekarang atau selama hampir 4000 tahun, semenjak tahun 1823 SM.
- Telah terbukti adanya "hajar aswad" dan batu "maqam Ibrahim" dari jenis batu-batu meteorik, menunjukkan bahwa keduanya berasal dari benda-benda langit, sebagaimana hal itu telah diungkapkan rasulullah SAW sejak 1433 tahun lalu.
- Semua petunjuk dan fakta-fakta ini belum pernah diungkapkan oleh sains modern sebelumnya, kecuali setelah pertengahan awal dari abad ke-20 M. Maka adanya hal itu disebutkan di dalam AlQuran dan hadits-hadits nabi SAW dari semenjak lebih dari seribu empat ratus tahun lalu, membuktikan bahwa AlQuran "Kalam Allah", sekaligus menegaskan kenabian Muhammad SAW sebagai rasul terakhir yang menerima wahyu dari Allah.
Wallahul Musta'an !
Kajian Berhubungan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar