*Mukjizat Dimensi Geografi AlQuran (10) :
Yatsrib Kota Arab Kuno
By: Med Hatta
*Baca: Versi Seluler
Allah berfirman :
وَإِذْ قَالَت طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ يَٰٓأَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَٱرْجِعُوا۟ ۚ وَيَسْتَـْٔذِنُ فَرِيقٌ مِّنْهُمُ ٱلنَّبِىَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِىَ بِعَوْرَةٍ ۖ إِن يُرِيدُونَ إِلَّا فِرَارًا
Terjemah Arti: "Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, "Wahai penduduk Yatsrib! Tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu." Dan sebagian dari mereka meminta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)." Padahal rumah-rumah itu tidak terbuka, mereka hanyalah hendak lari." (QS. Al-Ahzab: 13).
Ayat kajian berbicara tentang prihal kaum munafik Yatsrib - khususnya - bangsa Yahudi, yang dari awal tidak senang dengan keberadaan nabi dan umat Islam di Yatsrib (Madinah: sekarang). Ketika umat Islam bersiaga akan menghadapi serangan pasukan besar dari kaum musyrik Makkah, maka umat Islam memilih strategi bertahan di dalam kota, dengan membuat Khandaq (parit besar) sepanjang pinggiran mengelilingi kota. Karenanya, peperangan itu disebut "Perang Khandaq".
Pada situasi genting dan mencekam itu, orang-orang munafiq Yahudi menyangsikan akan kemenangan umat Islam menghadapi musuh yang jauh lebih besar dan dalam keadaan menyerang (pula), maka mereka memprovokasi penduduk Yatsrib, umumnya orang-orang Yahudi, mengatakan: Wahai penduduk Yatsrib! Perang itu bukan urusan kalian, lebih baik kalian pulang saja (mengamankan diri) di rumah masing-masing, tidak usah ikut campur...!
Selain itu, sebagian orang-orang munafiq yang lain meminta izin kepada nabi untuk tidak ikut berperang bersama umat Islam, dengan alasan rumah-rumah mereka tidak ada penjagaan, padahal sesungguhnya mereka hanya takut menghadapi musuh saja. Tetapi, meskipun tanpa partisipasi dari orang-orang munafiq dan Yahudi Yatsrib, berkat izin Allah SWT, peperangan itu berhasil dimenangkan oleh pihak umat Islam. Kita tidak ingin membahas lebih detail tentang kisah perang Khandaq dan orang-orang munafiq tersebut, karena kajian kita akan fokus pada negeri Yatsrib sebagai saksi integrasi sosial massal Madinah pasca hijrah...!
Mereka lama mendiami daerah-daerah yang subur dan banyak mata air itu, sampai berakhir kekuasaan raja mereka Samyda', karena diserang oleh bangsa Jurhum yang datang dari Makkah, dan mengusir mereka. Namun, Yatsrib memperoleh kedudukannya yang mulia setelah peristiwa hijrah Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya dari Makkah, dan menggantikan namanya menjadi "Al-Madinah Al-Munawwarah", (sebut: Madinah).
Selanjutnya Madinah berintegrasi menjadi salah satu kota suci setelah Makkah, dan Madinah berdiri sebagai negara Islam pertama dengan memakai undang-undang dan hukum AlQuran. Semenjak itu, Madinah telah kokoh menjadi ibukota negara Islam yang dipimpin langsung oleh nabi Muhammad SAW, dan setelahnya diwariskan kepada "Khulafaur Rasyidin"; Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.
Pasca meninggalnya Khalifah ketiga Utsman bin Affan, Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib memindahkan ibukota dari Madinah ke Kufah, karena situasi politik. Kemudian ibukota negara Islam berpindah (lagi) dari Kufah ke Demaskus pada dinasti Bani Umayyah, oleh penguasa Mu'awiyah bin Abi Sofyan, selanjutnya dipindahkan ke Baghdad oleh Dinasti Abbasiyah setelah pembentukannya.
Tidak diketahui pasti sejak kapan Yatsrib mulai ada, sama sulitnya menerka berapa puluh abad lamanya yang memisahkan antara nabi Nuh as dan hijrah nabi Muhammad SAW. Yang bisa kita duga bahwa keberadaan negeri Yatsrib telah berlangsung lama sekali yang didirikan oleh bangsa-bangsa yang telah punah, dan klan 'Abyl dan bangsa Raksasa adalah dua bangsa dari Arab kuno, mereka tidak meninggalkan jejak yang berarti untuk memastikan masa tertentu berdirinya.
Sebagian ahli sejarah menuliskan tahun berdirinya negeri Yatsrib - diprediksi - sekitar 1600 tahun sebelum hijrah nabi, dengan alasan bahwa klan 'Abyl dan bangsa Raksasa (keduanya penduduk awal), adalah dua komunitas yang berbahasa Arab, dan bahasa Arab dicatatkan awal keberadaannya pada sekitar tahun itu. Dan, dari semua literatur yang ada, tidak satupun yang mencatat bahwa negeri Yatsrib pernah suatu masa menjadi sebuah kerajaan yang independen.
Klan 'Abyl dan bangsa Raksasa, yang keduanya diketahui sebagai penduduk awal negeri itu, mereka adalah cucu nabi Nuh as yang mengikut pada hukum moyang mereka yang berpusat di negeri Mesopotamia. Selanjutnya, Yatsrib berpindah-pindah dari satu tangan penguasa ke tangan penguasa yang lain dari kerajaan-kerajaan besar sekitarnya; Yatsrib pernah direbut dari klan 'Abyl dan bangsa Raksasa itu oleh bangsa Jurham yang menguasai Makkah pada saat itu.
Kemudian Yatsrib jatuh pada kekuasaan Ma'inah dari Yaman, selanjutnya berada pada kekuasaan Kasdim - Babylonia (Irak: sekarang), kerajaan Saba' dari Yaman Selatan. Dan, bahkan pernah berada pada kekuasaan Romawi, imperium Augustus (25 SM). Pada periode-periode itu pula, Yatsrib menerima beberapa gelombang migrasi dari bangsa Yahudi sebagai pelarian dari berbagai wilayah dari dalam dan luar Jazirah Arab.
Ketika orang-orang Yahudi pelarian mulai berdatangan, Yatsrib boleh dibilang sudah padat penduduk, termasuk suku-suku Arab, beberapa di antaranya adalah sisa-sisa bangsa Raksasa, dan beberapa dari mereka adalah suku yang berbondong-bondong dari pinggiran, dekat dan jauh. Dan, kelompok Yahudi yang pertama tiba di Yatsrib adalah Bani Qurayzah, Bani al-Nadir dan Bani Qaynuqa’. Mereka diterima baik dan berdamai dengan orang-orang Arab penduduk asli Yatsrib.
Pada masa itu, di Yatsrib terdapat 2 klan yang menonjol yaitu Aus dan Khazraj; orang-orang Yahudi takut disaingi oleh oleh kedua klan itu terutama dalam penguasaan lahan pertanian, maka orang-orang Yahudi mengajak tokoh-tokoh dari Aus dan Khazraj tersebut dan mengajaknya bekerja sama dalam berbagai hal, lalu menandatangi perjanjian kerjasama bisnis, keamanan dan pertahanan kota Yatsrib bila datang serangan dari luar.
Namun, sejatinya yang diinginkan oleh bangsa Yahudi dari perjanjian kerjasama tersebut adalah mereka ingin menjadi penguasa di Yatsrib, tapi mereka tidak bisa mengungguli klan Aus dan Khazraj, baik dari Sergi harta maupun kekuatan. Maka orang-orang Yahudi memikirkan cara untuk memecah belah kedua klan atau suku besar itu dengan menciptakan peperangan di antara mereka, dan saling bermusuhan. Dan mulailah ketiga kelompok Yahudi merancang politik adu-dombanya.
Yahudi Bani An-Nadhir dan Bani Qurayzah melakukan perjanjian sekutu dengan Suku Aus, sedangkan Yahudi Bani Qaynuqa' bersekutu dengan suka Khazraj. Langkah selanjutnya, setiap kelompok Yahudi menyalakan api permusuhan pada sekutu masing-masing terhadap pihak lain, dan menciptakan permusuhan di antara keduanya. Dan, taktik orang-orang Yahudi tersebut berhasil, maka tersulut perang saudara yang berkepanjangan antara suku Aus dan Khazraj, berlangsung selama 120 tahun, dan berhenti serta dipadamkan setelah datang agama Islam.
Karenanya, setelah nabi Muhammad SAW dan para sahabat hijrah dari Makkah ke Yatsrib, yang pertama dilakukan oleh nabi adalah mempersaudarakan Aus dan Khazraj, kemudian keduanya disebut kaum Anshar (penolong agama Allah), dan para sahabat yang hijrah bersama Rasulullah SAW mereka disebut kaum Muhajirin. Lalu, kedua kaum besar ini-lah yang bersama Rasulullah SAW mendirikan negara Islam pertama. Lalu, Yatsrib diganti menjadi Madinah, disebut sebagai ibukota negara Islam. Wallahul Musta'an !
Kajian Berhubungan :
- Mukjizat Dimensi Geografi AlQuran
- Makkah Cikal-Bakal Terbentuknya Benua-Benua Dunia
- Makkah Pemukiman Pertama Manusa di Muka Bumi
- Sejarah Kota Makkah Modern
- Makkah Al-Mukarramah Negeri Aman dan Makmur
- Bukit Shafa dan Marwah serta Keistimewaannya
- Padang Arafah dan Keistimewaannya
- Hudaibiyyah dan Fathu Makkah
- Gua Tsaur Benteng Pertama Dalam Islam
- Madinah Ibukota Negara Islam Pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar