YA, ALLAH! Bangunkanlah Kami Sebuah Rumah Yang di Depannya Ada Sungai Yang Mengalir..."
(My Buku Kuning)
TERSEBUTLAH, sebuah keluarga harmonis yang dibangun atas dasar nilai-nilai agama yang utama dan kesederhanaan. Memang usai pernikahan mereka tidak bisa dibilang muda lagi, dan bahkan mereka saat ini sudah dikaruniakan 3 buah hati yang lucu-lucu dan pintar. Kecuali, bahwa keluarga sakinah ini belum memiliki rumah kepemilikan yang bisa mereka design dan tata sendiri sekehendak hatinya...
Melihat dari usaha keluarganya yang menengah ke bawah, sepertinya masih membutuhkan banyak waktu menabung ketat untuk merealisasikan harapan keluarga membangun sebuah rumah impian. Tapi, hal itu tidak membuat hati keluarga sederhana ini menjadi ciut dan berkecil hati, apalgi putus asa dari rahmat Allah, na'udzubillah...
Bahkan ketika awal memasuki bulan suci ramadhan lalu, sang ibu mengumpulkan ketiga buah hatinya yang pintar-pintar itu dan didoktrin ketat (dibelakang ayah mereka) mengatakan: "Wahai, anak-anak! Dengarkan mama baik-baik,,, bulan ini adalah bulan dimana do'a-do'a umat Islam dikabulkan oleh Allah,,,
Allah berfirman: "berdoalah niscaya akan Aku kabulkan permintaanmu". Dan nabi SAW bersabda: (... di antara waktu-waktu doa mustajab adalah saat jelang berbuka puasa).
Oleh karena itu anak-anakku yang disayang mama, mulai besok awal Ramadhan kita amalkan ini dan disiplin berkumpul di meja makan setiap menjelang berbuka puasa selama Ramadhan. Dan, do'a seragam kita adalah memohon kepada Allah memberikan sebuah rumah cantik yang di depannya ada sungai yang mengalir. OK!
Waktu berbuka puasa hari pertama Ramadhan ibu dan ketiga anaknya sudah khusu' berdo'a dengan satu lafadz do'a seragam yang dipimpin oleh sang ibu: "Ya, Allah, berikan-lah kami sebuah rumah cantik yang di depannya ada sungai yang mengalir. Amin". Dan, ternyata diluar pengetahuan ibu dan anak-anaknya ini, ayah mereka secara diam-diam memperhatikan ritual istimewa tersebut, yang memang sejak dari tadi pulang dari berjama'ah di masjid tanpa mereka sadari...
Lalu, ibu bertanya dengan tersipu malu: apa yang ayah dengar barusan? Suami tertawa saja... Dan kemudian mengatakan: kalau kalian meminta rumah saja, insya Allah, itu mungkin karena kita memang menabung untuk itu,,,, tapi meminta harus ada sungai yang mengalir di depannya itu hampir mustahil, karena kenyataan rumah seperti itu sudah tidak menjadi tren lagi di negeri ini tidak seperti di negara-negara maju misal Prancis, Belanda, Italia, dll..
Lihat saja di kota Makassar (sambung ayah), sungai-sungai yang ada di tengah kota saja dahulu kini sudah ditutup pakai gorong-gorong dan hampir sudah tidak ada lagi sungai yang indah-indah di negeri kita. Ada juga di River Side di Tonrangang itu cukup lumayan tapi sudah penuh dan kalaupun ada itu pasti harganya selangit. Atau mau cari lokasi ke arah-arah hulu sungai Karaja E tapi mama kan tau sendiri daerah-daerah itu rawan banjir dan masih sering ada buaya yang suka mengganggu warga...
Intinya, rumah-rumah yang ada sungai di depannya impian kalian itu sudah tidak lagi menjadi klaster hunian yang dapat memberikan nilai tambah bagi pemerintah dan pengusaha properti saat ini terutama di negeri ini jadi mereka tidak memperhatikan lagi faktor itu kalau mau membuat perumahan...
Ibu nampaknya tidak puas dengan petuah-petuah ayah yang - menurutnya - selalu mengutamakan logika itu,,, ibu malah semakin mantap mendemostrasikan do'a pemungkasnya: Ya, Allah! berikan-lah kami sebuah rumah cantik yang di depannya ada sungai yang mengalir",,,, dan diikuti oleh anak-anaknya secara serentak,,, Amin! Serta istiqamah mengamalkannya sepanjang bulan suci ramadhan...
Alhasil, setelah selesai bulan suci ramadhan,,, si ayah menghampiri sambil tersenyum-senyum menyindir: sudah adakah tanda-tanda rumah dan sungai itu,,, he he he...! Jawab ibu - dengan raut wajah yang agak masem: Tunggu saja,,, setelah kami menyelesaikan puasa 6 hari di bulan Syawal ini, insya Allah, pasti ada keajaiban....!!!
Dan, benar juga,,, hari itu sang ayah pergi menunaikan shalat berjama'ah Ashar tiba-tiba ada seorang kaya perantau menghampirinya dan berkata: Tabe, saya ada rumah 2 kapling di tengah sebuah perumahan elit, yang satu kapling saya hibahkan kepada orang tua saya dan yang satunya lagi saya niat untuk memberikannya kepada orang yang pertama saya jumpai di dalam masjid hari ini, dan itu adalah anda, maka saya harap ada berkenan hati menerimanya dengan cuma-cuma....
Maka ayah sangat senang sekali dan langsung sujud syukur, dan di dalam hatinya mengatakan: ini pasti berkat do'a dari istri dan anak-anak saya selama ini... Namun, ayah menyampaikan pada orang dermawan itu: Tabe, saya dan juga pasti istri saya akan sangat senang menerima kebaikan hati anda ini, tapi - mohon maaf - kami tidak bisa menerima kalau cuma-cuma karena kami memang selama ini sudah menabung bertahun-tahun untuk membeli sebuah rumah. Meski mungkin bukan seperti tipe rumah anda yang pasti sangat mahal harganya ini...
Baiklah (kata orang dermawan), kamu boleh bayar barapa saja kamu mampu dan rumah itu sudah menjadi hak milikmu. Maka pulanglah ayah membawa berita surprise ini kepada keluarganya dan tentu semua sangat bahagia. Maka dikumpulkan lah uang yang selama ini mereka tabung untuk membeli rumah yang jumlahnya mencapai Rp. 50 JT serta langsung diserahkan pada orang dermawan pemilik rumah. Serta selesai transaksi jual dan beli itu...
Setelah menempati rumah barunya yang sangat cantik, berada di daerah strategis dan paling elit di kota itu,,, si ibu dan anak masih agak penasaran dan dalam pikiran mereka: Rumah ini memang sangat cantik bahkan lebih asri dari rumah yang dibayangkannya selama ini,,, tapi, kok tidak ada sungai yang mengalir di depannya seperti yang diminta di dalam doa,,, apakah Allah...??? (ahh,,, lalu dibuang pikiran itu jauh-jauh...).
Hingga suatu hari, di sebuah majelis ta'lim, ibu - secara private - bertanya pada ustadz: Maaf, pak ustadz, bulan puasa lalu saya dan anak-anak saya satu bulan penuh berdo'a kepada Allah diberikan sebuah rumah yang ada sungai mengalir di depannya, tetapi realita Allah hanya mengabulkan rumahnya saja dan tidak ada sungainya,,, bagaimana penjelasannya itu ustadz??
Mendengar pertanyaan ibu itu, ustadz pengajian merasa takjub terutama ibu sangat yakin bahwa do'anya sudah dikabulkan Allah dan telah merasakannya sendiri hasil doa itu hanya masih ada yang belum terpenuhi dari pesan doa, yaitu kurang sungai... Kemudian ustadz bertanya pada ibu itu: memang yang di depan rumah ibu itu sekarang apa? Adanya, ya, langsung ada masjid aja tadz...!
Lalu, ustadz tersenyum dan mengatakan: Wah, sudah ada mi sungai itu yang mengalir di depan rumah ibu sekarang.... Bukankah nabi SAW bersabda:
"أرأيتم لو أن نهرا بباب أحدكم يغتسل فيه كل يوم خمسا ما تقول ذلك يبقى من درنه، قالوا لا يبقى من درنه شيئا، قال فذلك مثل الصلوات الخمس يمحو الله به الخطايا"
Artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan seandainya ada sebuah SUNGAI (yang mengalir) di depan rumah seseorang di antara kamu, dia mandi di SUNGAI tersebut 5 kali dalam sehari, apakah menurutmu masih ada daki yang lengket di tubuhnya? mereka menjawab tentu tidak ada lagi daki yang tersisa. Nabi bersabda: demikian pulalah seperti shalat 5 waktu Allah menghampus dengannya dosa-dosa".
H I K M A H :
1. ALLAH SWT - dengan Kekuasaan-Nya - bisa saja mengalirkan sungai dimana saja DIA kehendaki di bumi ini, bahkan di tengah padang pasir yang tandus sekalipun, tetapi DIA menggantikannya dengan SUNGAI yang terindah di dunia,,, yaitu SHALAT.
2. SHALAT adalah SUNGAI yang terjerjernih, paling tawar dan paling indah diberikan kepada orang-orang yang beriman di dunia...
3. Dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar